Pulang

Pulang..kata sakti yang indah didengar, kata keramat yang biasanya berkaitan dengan kata rindu. Rindu akan suasana rumah, senyuman ibu, kerutan di kening bapak dan riuh canda tawa kakak dan keponakan. Berpikir tentang pulang memahat satu garis senyum di wajahku, di dalam bis tua yang sebenarnya tidak layak untuk jalan, melonjak-lonjak melalui jalanan berlubang yang dengan segala kepatriotan sang sopir berusaha menghindarinya walaupun dia tahu usahanya itu tidak akan menghasilkan kenyamanan penumpang bahkan untuk memicingkan mata mereka walau sesaat. Wajah-wajah lelah para penumpang seolah mengutuk hari,kepulan asap tembakau dari seorang kakek tua menyebar ke seluruh ruang di bis reyot ini, menjejali rongga hidung dan membuat seorang ibu muda memasang tampang sebal sembari berusaha untuk menghalau asap tembakau itu menjauh dari bayi kecilnya, bayi yang diharapkan menjadi "orang" kelak. Aku berharap si kakek itu sudi mematikan rokoknya, tapi harapanku itu belum bisa terkabul. Dengan tenang kakek itu menghisap rokok dan menghembuskan asapnya melalui hidung, matanya menatap ke samping tepat ke arah jendela bis dimana sepanjang perjalanan terpampang gambar caleg..aku terhipnotis mengikuti arah pandangan mata si kakek, dan gambar-gambar calon anggota dewan itu tersenyum kepadaku,prasangka buruk hasil dari pencitraan anggota dewan telah meyakinkanku bahwa jangan terlalu berharap banyak pada para caleg, demokrasi kebablasan hasil reformasi..kebebasan berpendapat telah menjadi sesuatu yang menakutkan, karena dengan semakin banyak orang berbeda suara dalam waktu yang bersamaan maka semakin tidak jelas suara yang dihasilkan yang kemudian pada akhirnya menghasilkan kata Tidak Perduli..
Aku hanya ingin pulang..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sapamadegan

Bandung,23 Januari 2011

Usum Hujan, Israel jeung Tambang