Titik Nol
Malam semakin tua,memeluk erat kegundahan dan kegelisahan yang memenuhi ruangan pikirku."janganlah engkau bermegah-megahan",kitab suci mengatakan seperti itu, sebuah peringatan yang ditujukan kepada ummatnya yang kurang pandai menetukan skala prioritas,bermegah-megahan sepertinya ditafsirkan sebagai perbuatan yang melalaikan perbuatan lainnya yang jauh lebih penting. Dalam hal ini mementingkan kehidupan duniawi diatas kehidupan kekal di akhirat kelak. Pesona dunia berupa harta, tahta dan wanita sering mengaburkan keberadaan akhirat yang konon katanya kekal, lalu apakah benar akhirat itu ada?
Badanku menggigil saat pertanyaan itu terbersit dalam pikiranku, apakah akhirat itu ada? Terbayang wajah bapa dan ibu jika saja aku melontarkan pertanyaan itu di depan hidung mereka, ibuku mungkin akan berkaca-kaca melihat anaknya yang diharapkan menjadi orang yang shaleh bertanya seperti itu sedangkan bapa mukanya akan memerah menyiratkan malu akan hasil didikannya sendiri, bagaimana pun seharusnya pertanyaan itu tidak layak dilontarkan oleh manusia yang hidup di bawah atap rumah yang penuh dengan lantunan ayat-ayat suci. "ayat-ayat itu begitu suci, sehingga aku tidak diperbolehkan menyelami lebih dalam mengenai maknanya, aku tak mengerti"ujar kartini seabad yang lalu.
Iman kepada hari akhir seharusnya menjadi salah satu fondasi pemikiranku sebagai seorang muslim, rukun iman, tak pernah aku diberi kesempatan untuk memahami tentang iman ini, sebuah kata sakral yang tidak boleh diganggu gugat, harus seperti itu tidak kurang tidak pula lebih. Jika kamu muslim, maka tidak perlu mempertanyakan tentan rukun iman dan rukun islam. Cukup percaya, itu saja yang perlu kau lakukan. Aku meringis, meratapi kedangkalanku tentang pemahaman agamaku sendiri,"apakah kamu menjadi seorang muslim, karena turunan atau pilihan?" kata-kata itu terngiang-ngiang di kepalaku. Aku kadang merasa iri jika ada seseorang yang meyakini agama setelah melalui proses berpikir dan kemudian memilih, tak perduli orang itu berasal dari Kristen menjadi Muslim, atau Muslim menjadi non muslim, atau bahkan dari orang beragama menjadi orang yang atheis. Mereka telah berpikir untuk menjalankan apa yang mereka yakini,"bagaimana mungkin bisa mengisi sebuah cangkir yang telah penuh dengan air, kosongkanlah cangkir itu barulah kau mengisi cangkir itu sekehendakmu" seorang guru Zen menyatakan seperti itu.
Islam oh islam, 28 tahun telah kulewati tapi sungguh dangkal pemahamanku tentang islam,aneh rasanya jika mengaku muslim tetapi tidak mengerti bahasa arab, bukankah kitab suci AlQuran itu menggunakan bahasa arab? Ganjil rasanya menjalankan sholat tetapi tidak mengerti apa yang dikatakan dalam sholat, hanya sekedar gerak badan dengan bacaan yang didapat dari hafalan? Lalu dengarkanlah doa dari imam sholat Jumat yang secara sporadis di amieni oleh jemaahnya tanpa tahu apa sebenarnya yang diucapkan oleh imam itu, kadang aku berpikir jika saja ada orang berbahasa arab berdiri di mimbar khutbah mencaci maki ajaran islam, tetap saja jemaahnya akan mengamieni..mengerikan bukan? konon syarat mutlak seseorang untuk bergerak maju adalah mengetahui terlebih dulu dimanakah dia berada? Aku..aku tidak tahu dimana posisiku saat ini, bagaimana bisa aku bergerak maju? Aku hanyalah sebuah noktah kecil yang terseret oleh waktu mendekati ajal yang menanti...aku hanya digerakkan oleh waktu menuju ajal tanpa tahu apa yang harus aku lakukan? Bahkan aku tak tahu apa yang menanti dibalik ajal itu,surga,neraka? Atau tidak ada apa pun..gelap..
Lalu buat apalah aku hidup?siapa sebenarnya yang menjerumuskanku kedalam kehidupan ini? "Tuhan menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepadaNya" Tuhan? Tuhan yang mana? Tiap agama memiliki Tuhannya masing-masing bahkan suku-suku primitif memiliki Tuhannya..."istighfar" mohon ampunlah karena kau telah lancang mempertanyakan keberadaan Tuhan..baiklah, tapi jika aku tidak bertanya, tetap saja aku tak tahu dimanakah aku ini dan hendak kemana aku ini melangkahkan kakiku? Sunyi..tak ada yang menjawab,hanya riuh di kepalaku yang sibuk mengorek-ngorek semua informasi yang pernah kudapat dalam memoriku, berbagai ungkapan,berbagai pemikiran, berputar-putar saling mendebat dengan argumennya masing-masing..riuh rendah dalam kesendirian..
punten,,ngiring ngarewong sanes "mudah2an",,,pasti yakinlah, ISLAM jawabannya! kitu atuh panginten,,sae kang kemed ;)
BalasHapus