U can't always get what U want
Suasana hiruk pikuk, kegaduhan, para sesepuh yang menunjukkan telunjuknya kesana kemari, umpatan kesal anak-anak muda mengikuti arah telunjuk para sesepuh, canda tawa ibu-ibu dari dapur, orang yang membuat janur kuning mengerenyitkan dahinya mencoba konsentrasi di tengah keriuhan, pipi merah mempelai wanita yang habis-habisan digoda oleh semua orang yang sempat bertemu dengannya, atau senyum sumringah orang tua pengantin seolah lupa akan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengadakan hajatan ini..semua itu telah menjadi bayanganku sejak kakakku mengingatkan aku untuk menghadiri pernikahan keponakanku.
ah, syukurlah jatah cuti tahunanku belum satu hari pun aku ambil..memang betul, 12 hari cuti dalam satu tahun adalah hakku sebagai pekerja tapi aku cukup tahu diri untuk menghemat jatahku ini, cukup dua hari saja untuk menghadiri pernikahan keponakan kesayanganku itu. Lamunanku berangsur-angsur berubah menjadi sebuah rencana. Rencananya seperti ini, kawan..
Tanggal pernikahan jatuh pada hari sabtu dan itu berarti memang hari libur, jadi aku mengambil cuti hari kamis Jumat. Hari kamis aku akan pulang ke rumah untuk istirahat dan bertemu saudara dan orangtua, hari Jumatnya membantu persiapan hajatan kakakku. Lalu, hari Sabtu aku akan menjemput kekasihku sekaligus menghadiri pernikahan teman dekatku yang kebetulan melangsungkan acara pernikahan di hari yang sama dengan pernikahan keponakanku, setelah menghadiri resepsi pernikahan temanku, kami berdua akan pulang ke rumahku untuk menghadiri acara pernikahan keponakan..ah, alangkah indahnya..bisa bertemu dengan saudara-saudaraku, teman-teman sekampung, terus menyaksikan kekikukan kekasihku saat bertemu dengan calon mertuanya he2..rencananya harus berjalan seperti itu.
Hari rabu malam, seperti biasanya, bermain futsal. Salah satu pegawai senior mendekatiku dan berkata," San, kenapa ngambil cuti hari kamis? tanggung amat..",aku menyangkal,"..nggak kok A, kamis sampai Jumat.." ucapku Pede. "ah, kok bisa..tadi Aa baca surat cuti kamu cuma diputus satu hari, kamis saja..", dengan terheran-heran dia menatapku atau bahkan mungkin menikmati perubahan warna kulit mukaku yang secara tak sadar berangsur berwarna merah padam." anjing!" gertakku. Pikiranku panik, ide-ide bermuncratan..ah, apa susahnya membuat surat sakit? ah bolos saja lah, persetan dengan surat keputusan..cuti adalah hakku..besok aku akan datangi atasanku dan menamparnya sambil mencaci maki dia..bahkan kalau perlu, aku pukul dia menggunakan helmet..habis perkara!
Setelah futsal selesai, aku dan temanku mampir dulu ke tempat makan, bebek bakar, yang aku pikir terlalu terbakar sehingga di beberapa bagian, warnanya hitam dan saat kugigit, rasanya seperti makan arang..paaa! lengkap sudah kemarahanku.."tenang Bro..nanti besok saya cek kebenaran surat itu", tanpa memalingkan mukanya ke arahku, sang teman berceloteh berusaha untuk berempati. Aku diam seribu bahasa. Ide liarku kembali menggerayangi pikiran, besok, walaupun cuti, aku akan datang ke kantor dan mencaci maki atasanku itu..resiko dikeluarkan dari tempat kerja tak mampu meredam amarahku..ribut ya ribut, jadi lah
Tiba di kost-kostan, mataku tertuju pada buku yang aku beli hari minggu kemarin..sebuah novel klasik Jepang berjudul Taiko karya Eiji Yoshikawa, sebuah buku yang bercerita tentang kehidupan samurai di jepang pada masa-masa akhir kejayaan pedang. Ah,ingin rasanya memancung kepala atasanku dengan pedang tentu saja dengan sekali tebas..plas! terlepas sudah sebuah kepala dari tubuhnya..aih Junud, sudah jadi psikopatkah kau ini? gejolak amarahku sedikit demi sedikit mereda seiring dengan asyiknya aku berperang membela Yang Mulia Nobunaga membakar gunung Heiei untuk meruntuhkan sekte Tendai, menguasai Kyoto dengan strategi cerdik si "Monyet" Hideyoshi..
Berbicara tentang samurai, tentu saja tidak lepas dari kata disiplin, kerja keras, pengabdian, kehormatan dan Seppuku (bunuh diri)..setelah beberapa halaman aku menyusuri buku ini, senyum kecil menyeruak menghiasi wajahku, senyum sinis yang menertawakan ide-ide liar yang sempat terlintas dalam pikiranku, mengejek emosiku yang mudah sekali meluap-luap tanpa memikirkan segala kemungkinan buruk yang terjadi, mencibir logikaku yang lupa untuk mencari sebuah win-win solution..baiklah, aku berkesimpulan untuk tidak mencaci maki atasanku, cukup merubah rencana awalku menjadi sebuah rencana baru..sama sekali baru..Eureka! ah..sensasi yang kurasakan saat menemukan sebuah win-win solution rasanya seperti menjadi Lionel Messi yang berlari gembira sesaat setelah menanduk bola, melewati jangkauan Edwin Van Der Sar, untuk menciptakan gol ke dua saat mengalahkan Manchester United di final Champion bulan Mei kemarin..Goal!!!
Kamis adalah waktunya beristirahat di Kostan, menyampaikan maaf pada kawan karena membatalkan kunjungan ke tempat "senang-senang". Hari Jumatnya masuk kerja, sabtu menjemput pacar, kemudian menghadiri pernikahan temanku di Dipati Ukur, pulang ke rumah menghadiri pernikahan keponakan, membiarkan rona merah terbit di pipi kekasihku saat menghadapi celetukan-celetukan jail saudara dan orangtuaku..rencana yang bagus kan? ha2
pelajaran hari ini, " don't worry about a thing, coz everything gonna be allright"-Bob Marley..Pelajaran selanjutnya," U can't always get what U want"- Rolling Stone..dan dari kedua pelajaran itu, intinya adalah..Alhamdulillah..
Wassalam..
ah, syukurlah jatah cuti tahunanku belum satu hari pun aku ambil..memang betul, 12 hari cuti dalam satu tahun adalah hakku sebagai pekerja tapi aku cukup tahu diri untuk menghemat jatahku ini, cukup dua hari saja untuk menghadiri pernikahan keponakan kesayanganku itu. Lamunanku berangsur-angsur berubah menjadi sebuah rencana. Rencananya seperti ini, kawan..
Tanggal pernikahan jatuh pada hari sabtu dan itu berarti memang hari libur, jadi aku mengambil cuti hari kamis Jumat. Hari kamis aku akan pulang ke rumah untuk istirahat dan bertemu saudara dan orangtua, hari Jumatnya membantu persiapan hajatan kakakku. Lalu, hari Sabtu aku akan menjemput kekasihku sekaligus menghadiri pernikahan teman dekatku yang kebetulan melangsungkan acara pernikahan di hari yang sama dengan pernikahan keponakanku, setelah menghadiri resepsi pernikahan temanku, kami berdua akan pulang ke rumahku untuk menghadiri acara pernikahan keponakan..ah, alangkah indahnya..bisa bertemu dengan saudara-saudaraku, teman-teman sekampung, terus menyaksikan kekikukan kekasihku saat bertemu dengan calon mertuanya he2..rencananya harus berjalan seperti itu.
Hari rabu malam, seperti biasanya, bermain futsal. Salah satu pegawai senior mendekatiku dan berkata," San, kenapa ngambil cuti hari kamis? tanggung amat..",aku menyangkal,"..nggak kok A, kamis sampai Jumat.." ucapku Pede. "ah, kok bisa..tadi Aa baca surat cuti kamu cuma diputus satu hari, kamis saja..", dengan terheran-heran dia menatapku atau bahkan mungkin menikmati perubahan warna kulit mukaku yang secara tak sadar berangsur berwarna merah padam." anjing!" gertakku. Pikiranku panik, ide-ide bermuncratan..ah, apa susahnya membuat surat sakit? ah bolos saja lah, persetan dengan surat keputusan..cuti adalah hakku..besok aku akan datangi atasanku dan menamparnya sambil mencaci maki dia..bahkan kalau perlu, aku pukul dia menggunakan helmet..habis perkara!
Setelah futsal selesai, aku dan temanku mampir dulu ke tempat makan, bebek bakar, yang aku pikir terlalu terbakar sehingga di beberapa bagian, warnanya hitam dan saat kugigit, rasanya seperti makan arang..paaa! lengkap sudah kemarahanku.."tenang Bro..nanti besok saya cek kebenaran surat itu", tanpa memalingkan mukanya ke arahku, sang teman berceloteh berusaha untuk berempati. Aku diam seribu bahasa. Ide liarku kembali menggerayangi pikiran, besok, walaupun cuti, aku akan datang ke kantor dan mencaci maki atasanku itu..resiko dikeluarkan dari tempat kerja tak mampu meredam amarahku..ribut ya ribut, jadi lah
Tiba di kost-kostan, mataku tertuju pada buku yang aku beli hari minggu kemarin..sebuah novel klasik Jepang berjudul Taiko karya Eiji Yoshikawa, sebuah buku yang bercerita tentang kehidupan samurai di jepang pada masa-masa akhir kejayaan pedang. Ah,ingin rasanya memancung kepala atasanku dengan pedang tentu saja dengan sekali tebas..plas! terlepas sudah sebuah kepala dari tubuhnya..aih Junud, sudah jadi psikopatkah kau ini? gejolak amarahku sedikit demi sedikit mereda seiring dengan asyiknya aku berperang membela Yang Mulia Nobunaga membakar gunung Heiei untuk meruntuhkan sekte Tendai, menguasai Kyoto dengan strategi cerdik si "Monyet" Hideyoshi..
Berbicara tentang samurai, tentu saja tidak lepas dari kata disiplin, kerja keras, pengabdian, kehormatan dan Seppuku (bunuh diri)..setelah beberapa halaman aku menyusuri buku ini, senyum kecil menyeruak menghiasi wajahku, senyum sinis yang menertawakan ide-ide liar yang sempat terlintas dalam pikiranku, mengejek emosiku yang mudah sekali meluap-luap tanpa memikirkan segala kemungkinan buruk yang terjadi, mencibir logikaku yang lupa untuk mencari sebuah win-win solution..baiklah, aku berkesimpulan untuk tidak mencaci maki atasanku, cukup merubah rencana awalku menjadi sebuah rencana baru..sama sekali baru..Eureka! ah..sensasi yang kurasakan saat menemukan sebuah win-win solution rasanya seperti menjadi Lionel Messi yang berlari gembira sesaat setelah menanduk bola, melewati jangkauan Edwin Van Der Sar, untuk menciptakan gol ke dua saat mengalahkan Manchester United di final Champion bulan Mei kemarin..Goal!!!
Kamis adalah waktunya beristirahat di Kostan, menyampaikan maaf pada kawan karena membatalkan kunjungan ke tempat "senang-senang". Hari Jumatnya masuk kerja, sabtu menjemput pacar, kemudian menghadiri pernikahan temanku di Dipati Ukur, pulang ke rumah menghadiri pernikahan keponakan, membiarkan rona merah terbit di pipi kekasihku saat menghadapi celetukan-celetukan jail saudara dan orangtuaku..rencana yang bagus kan? ha2
pelajaran hari ini, " don't worry about a thing, coz everything gonna be allright"-Bob Marley..Pelajaran selanjutnya," U can't always get what U want"- Rolling Stone..dan dari kedua pelajaran itu, intinya adalah..Alhamdulillah..
Wassalam..
Komentar
Posting Komentar