selamat jalan kawan!
From : Adam
27/04/2009
12:31
"rekan.urg.sdr rusli mhssw antrop 99 tukang kaset gerbang.telah berpulang ke rahmatullah td pagi.skrg msh di rmhsakit.HASAN SADIKIN Bdg. kmgkinan tiba di rumah duka pukul 18:00 hari ini.mohon dimaafkan sgl kekhilapan."
SMS masuk ini membuatku tertegun di sela-sela tumpukan pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya. Rusli adalah salahsatu sahabat baikku semasa kuliah,meskipun kami tidak kuliah di fakultas yang sama. Aku mengenalnya di gerbang Unpad Jatinangor,saat itu tak ada secuil pun anggapan bahwa dia itu seorang mahasiswa,namun setelah terjadi obrolan seru mengenai musik aku pun berani menerka bahwa dia seorang mahasiswa,sangkaan itu semakin tepat saat dia mengaku bahwa dia adalah mahasiswa jurusan antropologi Unpad angkatan 99.
Perawakannya kurus kecil,rambutnya tipis kemerah-merahan. Pesona yang dia miliki adalah sorot mata yang memancarkan kecerdasan hasil dari kombinasi unik antara kutu buku dengan penikmat musik Hard Rock. Wawasan yang luas mampu membius siapapun yang berbicara dengannya, membuat lawan bicaranya menyadari kesempitan wawasan yang dia miliki.
Obrolan pertama kami tentu saja musik, berawal dari Metalica. Dia tersenyum sembari sedikit pongah membeberkan pengetahuannya tentang band rock asal amerika itu, hal yang kuingat dari pembicaraan itu adalah kenyataan yang agak aneh, Metalica adalah band rock gahar dimana semua personilnya tidak mengenakan tato di tubuh mereka,cukup aneh memang mengingat waktu itu metalica adalah ikon musik rock yang identik dengan tato. kemudian, dia menyodorkan satu kaset dengan nama Dream theater tertera di sampul albumnya.
Dream Theater? keningku mengerut,aku malu..dengan segala kecintaanku akan musik rock ternyata aku kurang mengenal nama band itu. dia memutar kaset itu di walkman miliknya dan mempersilahkanku untuk mendengarkan lagu dari kaset itu. "Burning My Soul", lagu pertama yang aku dengar,musiknya begitu rumit,seolah semua personil berlomba mempamerkan kelihaiannya masing-masing. Keren!!!!!!!! salam tiga jari kuangkat sebagai ucapan terima kasihku pada Rusli, senyum puas berkembang di wajahnya.
Kemudian, untuk hari-hari selanjutnya, aku selalu meluangkan waktu setelah pulang kuliah untuk sekedar nongkrong di tempat dia berjualan kaset,gerbang Unpad Jatinangor. Tak terasa, hubungan yang pada awalnya hanya sekedar penjual dan pembeli kaset telah berubah menjadi satu ikatan persahabatan berlandaskan kesukaan kami akan musik. Pada satu kesempatan, aku berkunjung ke kostannya di gang mawar jatinangor, kamarnya kecil kamar mandi diluar, lemari kecil tempat pakaian seolah duduk berjongkok di sudut kamar, dan inilah yang aku suka, puluhan buku tertata rapi memenuhi satu bagian dinding kamar. Buku-buku yang variatif, dari buku-buku merahnya sosialis sampai buku-buku hijau kaum nahdiyin. Dari Lenin, Gusdur,Natsir, Soekarno, Hatta. Das kapital sampai tafsir Ihya Ulumudinnya Al Ghazali. Sudut lain ada sebuah peti yang penuh dengan kaset jualannya, peti sakti sebagai senjata untuk bertahan hidup di Jatinangor, meski orang tuanya mampu untuk membiayai kuliah Rusli, dia menolak dengan alasan belajar mandiri.
"Islam itu lebih dekat ke Sosialis daripada Kapitalis",jawabnya saat aku mempertanyakan keberadaan buku-buku dikamarnya. "sosialis kan lebih dekat ke Komunis yang identik dengan atheis?" tanyaku penasaran. "itu hanya masalah pencitraan, negara kita yang mayoritas muslim ini terkenal dengan negara paling korup, tapi bukan berarti Islam menghalalkan korupsi kan?".
Dalam sebuah acara musik yang waktu itu sering diadakan oleh Komunitas Gerbang Unpad, aku dan Rusli ikut-ikutan ingin tampil membawakan lagu, Bersama Hendro seorang mahasiswa Fakultas Komunikasi angkatan 2000. Satu malam sebelum kami tampil, kami bertiga berlatih menggunakan dua gitar akustik di gerbang Unpad malam-malam, rusli bertindak sebagai vokalis. Lagu yang kami persiapkan adalah lagu Saturday Night-nya Bon Jovi dan I'll Cry For Youn-ya Europe. Karena walaupun kami bertiga penggemar Dream Theater, kemampuan kami dalam bermain musik menghalangi niat kami untuk memainkan lagu-lagu Dream Theater. Tapi tentu saja dalam latihan dadakan itu, sekali-kali kami memainkan lagu The Spirit carries On. lagu itu kami mainkan dengan sepenuh hati, mencoba memahami makna dari lirik-liriknya.
Ketika acara tiba dan giliran kami naik panggung, suara Rusli serak karena keasyikan latihan malam sebelumnya walhasil penonton saat itu lebih memilih untuk menertawakan kami bertiga, tapi kami tidak menyerah, urat malu telah kami buang jauh-jauh hari. Aku selalu bangga dengan sikap anti menyerah Rusli dan selalu kagum akan kecerdasannya.
Karena kesibukan kuliah, kami bertiga jarang berkumpul lagi. Empat tahun adalah waktu yang sah untuk menyatakan bahwa aku tidak pernah berjumpa lagi dengan Rusli, sampai akhirnya ada SMS dari kawanku Adam mengenai Rusli, hari senin tanggal 27 April 2009, sahabatku itu telah pulang ke Rahmatullah. Itulah maut, tidak pernah pasti kapan akan menimpa tapi yang pasti maut akan menjemput. Dan bagi Rusli, maut itu telah menutup perjalanan hidupnya hari senin lalu. Doa kupanjatkan kepada Tuhan, untuk mengampuni segala dosa Rusli dan berharap Tuhan mau menempatkan dia di Surga bersama orang-orang shaleh..amien..
From : Hendro
27/04/2009
23:12
"San,uink gigitaran sorangan nyanyi farewel jeung when the children cry, uink mewek,teu kuat. teu nyangka dulur urg ninggalkeun gancang pisan."
hari ini aku mendengarkan lagu Dream Theater;
"If I die tomorrow, I'll be allright because I believe that after we're gone d'spirit carries on.. "
air mata tak terasa menggenangi kelopak mataku,"Selamat jalan Kawan..."
27/04/2009
12:31
"rekan.urg.sdr rusli mhssw antrop 99 tukang kaset gerbang.telah berpulang ke rahmatullah td pagi.skrg msh di rmhsakit.HASAN SADIKIN Bdg. kmgkinan tiba di rumah duka pukul 18:00 hari ini.mohon dimaafkan sgl kekhilapan."
SMS masuk ini membuatku tertegun di sela-sela tumpukan pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya. Rusli adalah salahsatu sahabat baikku semasa kuliah,meskipun kami tidak kuliah di fakultas yang sama. Aku mengenalnya di gerbang Unpad Jatinangor,saat itu tak ada secuil pun anggapan bahwa dia itu seorang mahasiswa,namun setelah terjadi obrolan seru mengenai musik aku pun berani menerka bahwa dia seorang mahasiswa,sangkaan itu semakin tepat saat dia mengaku bahwa dia adalah mahasiswa jurusan antropologi Unpad angkatan 99.
Perawakannya kurus kecil,rambutnya tipis kemerah-merahan. Pesona yang dia miliki adalah sorot mata yang memancarkan kecerdasan hasil dari kombinasi unik antara kutu buku dengan penikmat musik Hard Rock. Wawasan yang luas mampu membius siapapun yang berbicara dengannya, membuat lawan bicaranya menyadari kesempitan wawasan yang dia miliki.
Obrolan pertama kami tentu saja musik, berawal dari Metalica. Dia tersenyum sembari sedikit pongah membeberkan pengetahuannya tentang band rock asal amerika itu, hal yang kuingat dari pembicaraan itu adalah kenyataan yang agak aneh, Metalica adalah band rock gahar dimana semua personilnya tidak mengenakan tato di tubuh mereka,cukup aneh memang mengingat waktu itu metalica adalah ikon musik rock yang identik dengan tato. kemudian, dia menyodorkan satu kaset dengan nama Dream theater tertera di sampul albumnya.
Dream Theater? keningku mengerut,aku malu..dengan segala kecintaanku akan musik rock ternyata aku kurang mengenal nama band itu. dia memutar kaset itu di walkman miliknya dan mempersilahkanku untuk mendengarkan lagu dari kaset itu. "Burning My Soul", lagu pertama yang aku dengar,musiknya begitu rumit,seolah semua personil berlomba mempamerkan kelihaiannya masing-masing. Keren!!!!!!!! salam tiga jari kuangkat sebagai ucapan terima kasihku pada Rusli, senyum puas berkembang di wajahnya.
Kemudian, untuk hari-hari selanjutnya, aku selalu meluangkan waktu setelah pulang kuliah untuk sekedar nongkrong di tempat dia berjualan kaset,gerbang Unpad Jatinangor. Tak terasa, hubungan yang pada awalnya hanya sekedar penjual dan pembeli kaset telah berubah menjadi satu ikatan persahabatan berlandaskan kesukaan kami akan musik. Pada satu kesempatan, aku berkunjung ke kostannya di gang mawar jatinangor, kamarnya kecil kamar mandi diluar, lemari kecil tempat pakaian seolah duduk berjongkok di sudut kamar, dan inilah yang aku suka, puluhan buku tertata rapi memenuhi satu bagian dinding kamar. Buku-buku yang variatif, dari buku-buku merahnya sosialis sampai buku-buku hijau kaum nahdiyin. Dari Lenin, Gusdur,Natsir, Soekarno, Hatta. Das kapital sampai tafsir Ihya Ulumudinnya Al Ghazali. Sudut lain ada sebuah peti yang penuh dengan kaset jualannya, peti sakti sebagai senjata untuk bertahan hidup di Jatinangor, meski orang tuanya mampu untuk membiayai kuliah Rusli, dia menolak dengan alasan belajar mandiri.
"Islam itu lebih dekat ke Sosialis daripada Kapitalis",jawabnya saat aku mempertanyakan keberadaan buku-buku dikamarnya. "sosialis kan lebih dekat ke Komunis yang identik dengan atheis?" tanyaku penasaran. "itu hanya masalah pencitraan, negara kita yang mayoritas muslim ini terkenal dengan negara paling korup, tapi bukan berarti Islam menghalalkan korupsi kan?".
Dalam sebuah acara musik yang waktu itu sering diadakan oleh Komunitas Gerbang Unpad, aku dan Rusli ikut-ikutan ingin tampil membawakan lagu, Bersama Hendro seorang mahasiswa Fakultas Komunikasi angkatan 2000. Satu malam sebelum kami tampil, kami bertiga berlatih menggunakan dua gitar akustik di gerbang Unpad malam-malam, rusli bertindak sebagai vokalis. Lagu yang kami persiapkan adalah lagu Saturday Night-nya Bon Jovi dan I'll Cry For Youn-ya Europe. Karena walaupun kami bertiga penggemar Dream Theater, kemampuan kami dalam bermain musik menghalangi niat kami untuk memainkan lagu-lagu Dream Theater. Tapi tentu saja dalam latihan dadakan itu, sekali-kali kami memainkan lagu The Spirit carries On. lagu itu kami mainkan dengan sepenuh hati, mencoba memahami makna dari lirik-liriknya.
Ketika acara tiba dan giliran kami naik panggung, suara Rusli serak karena keasyikan latihan malam sebelumnya walhasil penonton saat itu lebih memilih untuk menertawakan kami bertiga, tapi kami tidak menyerah, urat malu telah kami buang jauh-jauh hari. Aku selalu bangga dengan sikap anti menyerah Rusli dan selalu kagum akan kecerdasannya.
Karena kesibukan kuliah, kami bertiga jarang berkumpul lagi. Empat tahun adalah waktu yang sah untuk menyatakan bahwa aku tidak pernah berjumpa lagi dengan Rusli, sampai akhirnya ada SMS dari kawanku Adam mengenai Rusli, hari senin tanggal 27 April 2009, sahabatku itu telah pulang ke Rahmatullah. Itulah maut, tidak pernah pasti kapan akan menimpa tapi yang pasti maut akan menjemput. Dan bagi Rusli, maut itu telah menutup perjalanan hidupnya hari senin lalu. Doa kupanjatkan kepada Tuhan, untuk mengampuni segala dosa Rusli dan berharap Tuhan mau menempatkan dia di Surga bersama orang-orang shaleh..amien..
From : Hendro
27/04/2009
23:12
"San,uink gigitaran sorangan nyanyi farewel jeung when the children cry, uink mewek,teu kuat. teu nyangka dulur urg ninggalkeun gancang pisan."
hari ini aku mendengarkan lagu Dream Theater;
"If I die tomorrow, I'll be allright because I believe that after we're gone d'spirit carries on.. "
air mata tak terasa menggenangi kelopak mataku,"Selamat jalan Kawan..."
Komentar
Posting Komentar