subuh

adzan subuh memiliki touch yang berbeda di banding empat adzan lainnya, bayangan seorang muadzin setengah mengantuk menyerukan keagungan Tuhan, Imam mesjid yang terburu-buru mengambil air wudlu, ibu-ibu yang berusaha keras membangunkan anak-anaknya, suasana lengang di mesjid yang hanya terisi satu shaf dengan suara menguap saling bersahutan. ..gambaran itulah kawan yang sering muncul jika aku mendengar adzan subuh.
Kesiapan untuk memulai perjalanan hidup hari ini dimulai dari bangun subuh (bukan bangun pagi, karena jam delapan pun masih bisa disebut pagi), sesiap apakah aku menghadapi hari ini? masihkan terbelenggu warna-warni hari kemarin atau masih berandai-andai akan hari esok yang penuh dengan misteri? salut bagi orang-orang yang mampu mendisiplinkan diri melaksanakan Tahajjud di sepertiga malam akhir, mereka mampu mengawali hari lebih dulu dibanding aku yang kadang merindukan kumandang adzan subuh. Acungan jempol pun layak diacungkan bagi mereka yang terbiasa bangun jauh sebelum subuh untuk berikhtiar mencari nafkah, seperti para pedagang-pedagang di pasar tradisional.
Ibu selalu mengingatkan aku untuk bangun subuh, karena katanya jika aku bangun kesiangan maka ayam akan mematuk rejeki yang seharusnya menjadi jatahku. Cara ibu membangunkanku adalah menarik hidungku pelan-pelan sampai aku terbangun, mungkin cara inilah yang membuatku selalu tidur telungkup, berlindung dari "serangan fajar" ibu.
Sholat itu lebih baik daripada tidur, seru muadzin.."sebentar lagi lah" jawabku dalam hati. Udara bertambah dingin, selimut inipun semakin hangat tapi aku harus bangun. Aku bangkit dari tempat tidur, melangkah menuju kamar mandi, mandi plus wudlu lalu pergi ke Mesjid. Namun, ada sesuatu yang aneh, jamaahnya memang aku kenal tapi kebersamaan mereka yang ganjil, ada teman-teman SD, teman kuliah..orang-orang yang tidak mungkin bersama-sama sholat subuh di mesjid ini. Ah, aku menghiraukan perasaan ganjil itu..setelah sholat, mereka pergi begitu saja, tak ada tegursapa untukku..aku merasa kesal karena dianggap tidak ada..menyakitkan!
sakit hati itu pindah ke hidung, hidungku terasa sakit mungkin karena udara yang dingin tapi bukan..bukan karena dingin..sambil memejamkan mata aku berpikir apa yang menyebabkan sakit di hidungku ini, saat aku membuka mata..seraut wajah yang sangat aku kenal sedang tersenyum padaku, jempol dan telujuk beliau menempel di hidungku, memencetnya dan akhirnya aku terbangun..benar-benar bangun..jam setengah enam pagi..
saat aku menuju kamar mandi, di luar rumah terdengar suara riuh menertawakanku..ayam-ayam itu telah mematuk rejeki yang seharusnya menjadi jatahku..aku tertunduk, lagi-lagi aku dikalahkan oleh ayam..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sapamadegan

Bandung,23 Januari 2011

Usum Hujan, Israel jeung Tambang